Join my personal BBM Channel C000E9700

Rabu, 26 Juni 2013

Jalan jalan ke Bukittinggi

Saat saya ada di Padang, saya menyempatkan diri untuk mengunjungi Bukittinggi. Jarak dari kota Padang ke Bukittinggi adalah 91 km, saya pergi ke Bukittinggi dengan menggunakan Bis dari travel AWR, per orang dikenakan ongkos Rp30.000,-/sekali jalan, ticket bus ini juga bisa dipesan melalui telpon, jadi jika tidak sempat datang ke kantor perwakilan. cukup menelpon, nanti bisa langsung dijemput di lokasi yang sudah ditentukan.

Saya berangkat jam 10 Pagi dari hotel, perjalanan ke Bukittinggi memakan waktu sekitar 4 jam, hal ini dikarenakan ada rute yang dilewati terjadi longsor, jadi perjalanan agak terhambat.

Disepanjang jalan saya banyak melihat pedagang yang menjajakan buah durian, mungkin sedang musim, tapi bus saya tidak berhenti sebelum sampai di Bukittinggi, dan cuaca sangat sejuk, mungkin karena wilayah ini terletak di dataran tinggi.

Lembah Anai

Ditengah-tengah jalan, bus saya melewati  Lembah Anai, Lembah Anai merupakan deretan tebing yang curam yang terletak di Padang Panjang. Tempat ini merupakan salah satu tempat wisata, karena  tempatnya indah dan terdapat air terjun yang letaknya persis di pinggir jalan. 

Note: Foto diambil dari Google


Dari jalan juga dapat melihat aliran sungai yang terdapat disamping jalan. Suasana disini sejuk dan penuh dengan rimbunnya pepohonan. Namun di daerah ini juga sering terjadi longsor, bus saya pun jalan perlahan dan beberapa kali berhenti karena ada pembatasan jalan untuk kendaraan yang lalu lalang di jalan tersebut.

Akses jalan di depan air terjun Lembah Anai pada bulan Maret 2010 yang lalu pernah terjadi longsor, sehingga akses jalan Padang dan Bukittinggi terputus selama seminggu.

Taman Panorama Ngarai Sianok

Sampai  di Bukittinggi dekat perapatan , waktu sudah menunjukan pukul 2 siang. Saya turun dari Bus dan menumpang ojek menuju Ngarai Sianok, kira-kira jaraknya sekitar 1 km jika dari perempatan Jam Gadang.


Masuk ke tempat wisata ini dikenakan tarif Rp 5.000,- per orang, dan memang pemandangan di sini sangat luar biasa. 





Ngarai Sianok ini adalah lembah yang benbentuk jurang yang dalamnya sekitar 100m, membentang sepanjang 15 km dengan lebar sekitar 200 m, dengan dinding yang curam bahkan tegak lurus membuat Ngarai Sianok memiliki pemandangan yang indah dan menjadi salah satu objek wisata utama Bukittinggi.

Lubang Jepang

Masih di Taman Panorama Ngarai Sianok, ternyata ada tangga jalan menuju ke bawah, di tempat tersebut terdapat lubang bekas sisa peninggalan Jepang pada saat perang.





Lubang ini didirikan dari tahun 1942-1945 oleh penduduk-penduduk sekitar yang dipekerjakan secara paksa oleh serdadu Jepang. Di dalam lorong bawah tanah sepanjang 1,47 km ini, terdapat 21 lorong kecil yang sebelumnya menjadi lorong-lorong untuk keperluan benteng pertahanan, seperti lorong penyimpanan amunisi, bilik serdadu militer Jepang, ruang rapat, ruang makan romusa, dapur, penjara, ruang sidang, ruang penyiksaan, tempat pengintaian, tempat penyergapan, dan pintu pelarian.


Setelah ditemukan dan dipugar, diameter lorong sekarang berukuran 3-4 meter dan sudah dilengkapi dengan lampu neon di berbagai sudut dan sisi. Namun, dindingnya tidak mengalami perubahan. Dinding batunya bersekat-sekat yang dulu bertujuan untuk meredam suara (echo) agar tidak terdengar keluar. Guratan-guratan pukulan paksa dengan benda agak tajam pun masih terekam di sejumlah dindingnya. 

Konon, oleh Jepang, para tawanan Indonesia dipaksa menembus bebatuan Ngarai Sianok hanya dengan cangkul dan benda tajam lainnya.

Untuk masuk ke tempat ini jika ingin didampingi pemandu, cukup bayar Rp 20.000,-

Jam Gadang

Obyek wisata yang paling terkenal di Bukittinggi adalah Jam Gadang, ikon ini menjadi Landmark kota Bukittinggi.


Jam Gadang dibangun pada tahun 1926 oleh arsitek Yazin dan Sutan Gigi Ameh. Peletakan batu pertama jam ini dilakukan putra pertama Rook Maker yang saat itu masih berumur 6 tahun. Jam ini merupakan hadiah dari Ratu Belanda kepada Controleur (Sekretaris Kota).

Tinggi bangunan jam tersebut 26m. bentuknya jam berwujud bulat dengan diameter 80 sentimeter, di topang basement dasar seukuran 13 x 4 meter,bentuknya seperti Tugu atau Monumen. Oleh karena ukuran jam yang lain dari kebiasaan ini, Sebutan Jam Gadang sendiri menurut penduduk setempat artinya jam besar.
Jam Gadang dibangun tanpa menggunakan besi peyangga dan adukan semen.  Campurannya hanya kapur, putih telur, dan pasir putih. Keunikan lain dari Jam Gadang sendiri adalah pada kesalahan penulisan angka romawi empat (IV) pada masing-masing jam yang tertulis IIII. 


Tempat disekitar jam gadang juga diperluas menjadi taman, sehingga bisa digunakan untuk acara-acara yang bersifat umum.


Puas melihat-lihat, akhirnya saya kembali ke tempat pertama saya turun dari bus, untuk menunggu bus tersebut menjemput saya untuk kembali ke Kota Padang.

============================


Referensi:



AWR Travel
(0751) 37 - 337, (0751) 812 - 508
Jl. Veteran No. 19
Olo Ladang
Padang