Apa sih yang menarik dari pulau Batam?, pulau ini merupakan tetangga terdekat dari Negara Singapura, termasuk daerah dari Kepri (Kepulauan Riau) ini ternyata merupakan salah satu kota dengan pertumbuhan terpesat di Indonesia, letaknya juga strategis karena berada dalam jalur pelayaran Internasional. Di Batam juga surganya barang-barang elektronik murah, karena masuknya tidak kena pajak, tapi pembeliannya terbatas, karena kalo lebih, nantinya bisa dikenakan pajak juga...
Pengalaman saya ketika mendarat di Bandara Hang Nadim, Batam adalah.., kota ini panas… hehehe, dijemput dari airport dan langsung diantar ke Hotel, setelah selesai check in, langsung berangkat ke kantor cabang untuk beres-beres urusan kantor, baru beberapa hari kemudian saya berkesempatan untuk menikmati wisata dan kuliner khas Batam.
Kuliner pertama yang saya coba adalah Bak kut Teh, terletak di Mal Nagoya Hill, karena lokasinya pas banget di seberang hotel, jadi pada hari pertama, saya cari makan malam di mal tersebut.
Sewaktu melihat-lihat area food court, saya tertarik dengan tampilan dari salah satu etalase yang menjual Bak kut Teh Suang Hong, akhirnya saya memesan seporsi Bak kut Teh Special
Pas makanannya datang, wangi ramuan Bak Kut Tehnya sangat terasa.., isinya pun variasi, ada daging, usus, hati babi, serta mie. Rasanya sangat gurih dan babi cincangnya manis, dipadu dengan kuah kaldu panas yang kecoklatan, rasanya mantab.., untuk harga kisaran Rp 20.000,- untuk yang Bak Kut Teh biasa (Hanya isi daging cincang) dan Rp 30.000,- untuk Bak Kut Teh Special (isinya komplit, daging, usus, hati).
Hari berikutnya saya mencoba gong gong, makanan khas Batam/ Tj Pinang. Awalnya saya penasaran.., gong gong apa sih?, kata orang kantor, makanan tersebut baru ada menjelang sore dan malam hari.. Lho..??, jadi makin penasaran….
Akhirnya setelah usai jam kantor, saya diajak ke area belakang Mal Nagoya Hill Batam, disana banyak kaki lima yang menjual Seafood.
Pas pesanan makanan saya datang, lho kok nasinya bentuk Love?, busyeet, abangnya ganjen banget.., niat mau pajang di Profile Picture jadi batal.., hehehe abis tengsin..
Ga lama gong gong pesanan saya datang masaknya cuma direbus, jadi saya bisa langsung mencicipi, untuk keluarin gonggong dari cangkangnya gimana ya..? ternyata di meja sudah disiapkan tusuk gigi, jadi cara makannya, gong gongnya dikorek keluar…, tapi kok susah ya.., butuh beberapa menit untuk keluarin satu gonggong dari cangkangnya karena tidak terbiasa.., rasanya greget banget..!, udah ditusuk dan ditarik, tapi ga bisa keluar.., ugh susah bener sich….!, akhinya berhasil keluar juga walau ga semuanya, krn sisa badannya tertinggal didalam cangkang. Setelah itu gong gong dicocol sambel, rasanya kenyal ditambah sambalnya asam manis pedas.., whuiiihh mantab dech.., Sampai nambah 1 porsi lagi gong gongnya…
Puas makan gonggong, saya pulang ke Hotel untuk istirahat.., kenyang puoll.
Sehari sebelum saya kembali ke Jakarta, saya berkesempatan mengunjungi KTM Resort yang terletak di Sekupang, di tempat ini terdapat bangunan Patung Dewi Kwan Im, tidak sembarang orang diperbolehkan memasuki tempat ini, ini terbukti ketika kami sampai disana, kedatangan kami ditanya sama petugas disana untuk keperluan apa?, karena bertujuan mau sembahyang, kami diperbolehkan masuk.
Menurut cerita teman yang tinggal di Batam, patung tersebut sebelumnya terletak dekat pinggir laut. Dulu ketika awal dibangun lokasinya berada di sebelah barat pada lokasi yang paling tinggi dan sangat strategis di komplek KTM Resort. Jaraknya dengan lokasi sekarang sekitar 100-150 meter.
Saat itu Patung Dewi Kwan Im langsung berhadapan dengan laut lepas. Kapal yang datang dari Singapura, Karimun, Riau dan lainnya yang akan merapat ke Sekupang dapat melihat dengan jelas patung berwarna putih ini berdiri kokoh. Bahkan kapal yang berlayar di laut antara Singapura dan Pulau Batam pun dapat melihat patung ini dengan jelas.
Proyek Patung Dewi Kwan Im ini final dibangun sekitar pertengahan tahun 2003. Setelah selesai dibangun, sejumlah elemen masyarakat Batam melancarkan kritik berbagai ragam. Kritik itu tidak hanya dialamatkan kepada pihak KTM Resort atau pemilik tapi juga terhadap Pemko Batam yang bertindak sebagai regulator serta DPRD Batam yang memiliki peran pengawasan.
Izin pendirian bangunan proyek ini pun dipertanyakan. Sejumlah pihak juga sangat khawatir bangunan ini dianggap orang sebagai ikon atau maskot Kota Batam. Setelah melalui proses politik yang cukup panjang, barulah diputuskan bahwa bangunan patung ini harus dipindah. Patung ini dipindah awal tahun 2004, setelah sebelumnya dipotong-potong menjadi beberapa bagian. Selanjutnya dipasang lagi, sehingga kembali bisa berdiri kokoh seperti sekarang. Tapi di tempat sebelumnya patung Dewi kwan im ini berdiri, digantikan dengan patung serupa yang jauh lebih kecil, tingginya hanya sekitar 1.5m, mungkin untuk symbol saja.
Saat itu Patung Dewi Kwan Im langsung berhadapan dengan laut lepas. Kapal yang datang dari Singapura, Karimun, Riau dan lainnya yang akan merapat ke Sekupang dapat melihat dengan jelas patung berwarna putih ini berdiri kokoh. Bahkan kapal yang berlayar di laut antara Singapura dan Pulau Batam pun dapat melihat patung ini dengan jelas.
Proyek Patung Dewi Kwan Im ini final dibangun sekitar pertengahan tahun 2003. Setelah selesai dibangun, sejumlah elemen masyarakat Batam melancarkan kritik berbagai ragam. Kritik itu tidak hanya dialamatkan kepada pihak KTM Resort atau pemilik tapi juga terhadap Pemko Batam yang bertindak sebagai regulator serta DPRD Batam yang memiliki peran pengawasan.
Izin pendirian bangunan proyek ini pun dipertanyakan. Sejumlah pihak juga sangat khawatir bangunan ini dianggap orang sebagai ikon atau maskot Kota Batam. Setelah melalui proses politik yang cukup panjang, barulah diputuskan bahwa bangunan patung ini harus dipindah. Patung ini dipindah awal tahun 2004, setelah sebelumnya dipotong-potong menjadi beberapa bagian. Selanjutnya dipasang lagi, sehingga kembali bisa berdiri kokoh seperti sekarang. Tapi di tempat sebelumnya patung Dewi kwan im ini berdiri, digantikan dengan patung serupa yang jauh lebih kecil, tingginya hanya sekitar 1.5m, mungkin untuk symbol saja.
Dari tempat ini pun terlihat kota Singapore dari kejauhan..
Kelihatan loh Marina Sand Baynya.., bagi yang berminat menyebrang ke Singapore dengan menggunakan Ferry, cukup mengeluatkan uang sekitar Sing$ 22-25, PP.
Tak terasa karena keasikan jadi lupa makan siang.., jadi setelah puas melihat-lihat di KTM Resort, saya mencari makan siang, kali ini saya diajak ke Top 100 Penuin, diseberang Plaza Top 100 Penuin terdapat pujasera, pilihan saya jatuh ke sop ikan..
Sop ikan ini sangat terkenal di Batam, bahkan sampai dibuka cabang di beberapa kota besar lainnya.
Malam harinya saya diajak ke Ikon kota Batam, yaitu Jembatan Balerang yang menghubungkan pulau BAtam-REmpang-GaLANG, sehingga disingkat jadi jembatan BALERANG.
Ternyata kalo malam di jembatan Balerang ramai orang jualan minuman di lapak-lapak kecil.., saya sempat melihat dari luar besi pembatas jembatan, ternyata tinggi sekali jaraknya dari air laut di bawahnya.
Kata teman saya yang nganterin, jembatan ini adalah tempat favourite orang yang mau bunuh diri.. “Haaah….!”, soalnya tepat di bawah jembatan terdapat pusaran air..(IIiiihhh…, jadi merinding..!), udah ah ga mau dekat-dekat pinggir jembatan lagi.
Sehabis dari jembatan Balerang, saya menuju Harbour Bay, disini berjajar restoran seafood yang letaknya tepat dipinggir laut, jadi saya sekaligus makan malam di sini sambil menikmati suasana di pinggir pantai..
Karena namanya restoran seafood, jadi makanan yang dipesan adalah seafood juga.., tidak lupa saya juga memesan seporsi gong gong.
Setelah kenyang makan, akhirnya saya kembali ke hotel untuk beristirahat dan bersiap-siap kembali ke Jakarta keesokan harinya...