Beberapa waktu yang lalu saya mengunjungi Mataram, Pulau Lombok,
yang terletak di Nusa Tenggara Barat.
Suasana pantai di Sengigi dilihat dari atas bukit dari pinggir jalan.
Perjalanan ke Lombok ditempuh sekitar 30
menit dari Denpasar dengan menggunakan pesawat.
Sampai di Airport Praya Lombok, terlihat airportnya sudah
modern dan megah, bandara yang resmi beroperasi
sejak 1 Oktober 2011 ini menggantikan bandara sebelumnya yaitu Bandara
Selaparang.
Dari airport Praya saya menuju pusat kota Mataram dengan
menggunakan Taksi, dengan lama perjalanan hampir sekitar 1 jam.
Kuliner di Lombok
Sampai di kota Mataram, hal pertama yang saya cari adalah
makanan khas dari Lombok, yaitu Ayam Taliwang.
Ayam Taliwang adalah ayam yang dikasih bumbu lalu dibakar,
disajikan dengan sambal dan sebagai pelengkap, biasanya disertai dengan
kangkung plecing.
Bahan dasar Ayam Taliwang adalah ayam kampung yang baru
mulai tumbuh bulu, jadi ukurannya kecil dan disajikannya per ekor. Dengan rasa
pedas yang dominan, bumbunya pun meresap sampai ke tulang.
Mengapa disebut Taliwang?, karena asalnya dari
kampong Karang Taliwang Kelurahan Cakra Utara, Kecamatan
Cakranegara, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Kuliner ini cepat menyebar dan akhirnya menjadi salah satu pusaka
kuliner khas Nusantara.
Kangkung Plecing, merupakan lalapan yang terdiri dari
kangkung rebus, tauge, kelapa parut (urap) serta dibubuhi sambal tomat atau yang biasa disebut
bebroq oleh warga setempat dan kacang goreng.
Rasa kangkungnya sendiri khas
serta empuk sampai kebatangnya. Rasa pedasnya mantab.
Pantai Sengigi
Pantai ini memang terkenal sebagai destinasi para turis
mancanegara, oleh karena itu jangan heran kalo disekitar tempat ini terdapat
banyak sekali tempat penginapan, restaurant dan Bar. saat mulai memasuki kawasan Sengigi, suasananya di kiri dan kanan jalan hampir mirip
seperti di kuta Bali.
Suasana pantai di Sengigi dilihat dari atas bukit dari pinggir jalan.
Pantai Sengigi ini memiliki pasir putih dan garis pantai yang
panjang. Bagi wisatawan yang suka olah raga air, jangan lewatkan snorkeling
atau menyelam di tempat ini, karena airnya sangat jernih.
Hutan Pusuk
Saya melewati Hutan Pusuk ini ketika menuju ke desa Pemenang
tempat pelabuhan Bangsal dari Kota Mataram dengan menggunakan rute Mataram-
Pusuk- Desa Pemenang.
Perjalanan ke Pusuk penuh liku-liku dan menanjak karena naik
gunung, sepanjang perjalanan udaranya sangat sejuk, karena rimbunnya pepohonan.
Nama Pusuk sendiri artinya puncak bukit. Dari puncak Pusuk
kita dapat melihat pemandangan gunung dan laut Lombok
Dihutan Pusuk ini juga terdapat kawanan kera jinak yang
terkadang sering kali berderet di tepi jalan, meminta makan dari orang-orang
yang lewat dan menjadi keunikan tersendiri.
Pulau Gili Trawangan
Sesampainya saya di pelabuhan Bangsal, Desa Pemenang. Saya membeli ticket
perahu untuk menyebrang ke pulau Gili Trawangan. Perjalanannya menempuh waktu
sekitar 30 menit dengan menggunakan perahu kayu.
Sebenarnya dikawasan ini terdapat tiga Gili, yaitu Gili
Trawangan, Gili Meno dan Gili Ayer. Masing-masing Gili ini mempunyai pesona
masing-masing dan merupakan kawasan wisata yang digemari oleh turis-turis
mancanegara, dikarenakan pemandangannya yang indah dan sangat cocok untuk
wisata air. Nama Gili sendiri dalam bahasa sasak artinya gugusan pulau kecil.
Semua kepulauan Gili tersebut memiliki pantai berpasir
putih, sangat kontras sekali dengan warna air lautnya yang biru gelap.
Diantara ketiga Gili tersebut, Gili Trawangan merupakan
pulau yang terbesar dan pulau ini memiliki fasilitas penginapan yang bervariasi
mulai dari penginapan dengan harga terjangkau, sampai dengan penginapan resort
mewah.
Sedangkan Gili Meno dan Gili Ayer pulaunya lebih kecil, cocok
untuk tamu-tamu yang lebih suka suasana tenang dan sepi.
Sampai di Gili Trawangan saya sempat kaget, karena mayoritas
orang yang berlibur disana kebanyakan turis asing, jarang ada yang turis local
seperti saya.
Di pulau Gili Trawangan tidak ada kendaraan bermotor, karena
dilarang oleh pemerintah setempat, sarana transportasi yang ada disana adalah
dokar atau yang dikenal dengan nama Cidomo dan Sepeda.
Jika ingin berkeliling pulau, kita bisa menyewa Cidomo,
biasanya dikenakan harga Rp 25.000,- per orang, atau bisa disewa juga secara
rombongan dengan harga yang lebih murah tergantung tawar menawar yang
dilakukan.
Jalan di Gili Trawangan yang hanya dilalui oleh Cidomo dan Sepeda.
Di tempat ini para wisatawan juga bisa menyelam atau ber
snorkeling di laut, banyak jasa-jasa yang menawarkan wisata air disini.
Untuk makanan, disini
juga terdapat beberapa café, restaurant serta mini market, tidak
ketinggalan beberapa mesin ATM juga ada dipulau ini.
Pemandangan di Gili Trawangan, lautnya yang biru dengan hamparan pasir putihnya
Puas bermain dan berkeliling di Gili trawangan, saya pun
naik perahu untuk kembali ke Pelabuhan Bangsal.
Sesampai di Pelabuhan Bangsal, kali ini rute pulangnya melalui arah Barat, yakni dengan melalui
Desa Pemenang- Sengigi- Mataram, selama perjalanan saya disuguhi pemandangan laut
karena memang perjalanannya menyelusuri pinggiran laut.
Oleh-Oleh Khas
Mataram
Mutiara (Pearl)
Pulau mataram terkenal akan budidaya mutiara, di beberapa
tempat wisata bisa kita jumpai kios-kios yang menjual mutiara, baik dalam
bentuk hiasan, maupun dalam bentuk pajangan.
Mutiaranya sendiri ada 2 jenis yaitu:
a.
Mutiara Air Laut:
- biasanya lebih
berkilau
- besar dan berat
sesuai
- harga ditentukan
oleh berat, bentuk dan warna
- bila digigit terasa
berpasir namun tidak tergores.
b.
Mutiara Air Tawar:
- biasanya tidak terlalu berkilau
- besar dan berat
sesuai
- harga ditentukan
oleh berat, bentuk dan warna, namun lebih murah jika dibandingkan dengan
mutiara air Laut
- bila digigit terasa
berpasir namun tidak tergores.
Jikalau ingin membeli mutiara selain bisa dijumpai di tempat-tempat wisata, bisa datang ke Jalan
Sultan Kaharudin, desa Sekarbela yang
berjarak 4km dari kota Mataram.
Disini merupakan sentra pengrajin mutiara, dan banyak sekali
toko-toko yang menjual perhiasan yang
terbuat dari mutiara.
Pengunjung juga tidak perlu khawatir kekurangan uang tunai saat
berbelanja, karena hampir semua toko di Sekarbela bisa menerima pembayaran
menggunakan kartu kredit dan bahkan mata uang asing seperti dollar.
Kaos dan Tas
Bagi yang
ingin membeli Kaos, Tas dan Souvenir lainnya khas Lombok, bisa juga datang ke
Pasar Cakranegara, Disana terdapat banyak toko yang menjual cinderamata khas
Lombok, harganya pun relative terjangkau, serta terdapat makanan khas Lombok
berupa dodol rumput laut.
Demikian
catatan perjalanan saya selama di Lombok, semoga lain kali jika saya ke datang
lagi bisa ada kesempatan untuk mengunjungi berbagai tempat wisata lainnya yang
belum sempat dikunjungi di Lombok.
Untuk teman-teman Alayers.., next trip "HARUS" kesini ya... he.. he.. he..
---------------------------------------------------