Pulau Ambon merupakan bagian dari
kepulauan Maluku dan juga merupakan ibukota provinsi Maluku dan Maluku Tengah
Perjalanan saya dari Jakarta ke
Ambon dengan menggunakan penerbangan pagi hari, berangkat dari Jakarta jam
5:30, sempat transit di Makassar dan sampai di bandara Pattimura Ambon jam 12
siang.
Jarak dari Airport ke Kota Ambon
cukup jauh, memakan waktu sekitar 1,5 jam perjalanan. Hal ini mungkin bisa
dipersingkat apabila jembatan yang menghubungkan selat Ambon sudah jadi, pada saat
saya kesana, jambatan tersebut sedang dalam tahap pembuatan.
Daerah Ambon memiliki banyak potensi wisata, kota ambon sendiri terletak dekat laut. Untuk pergi ke tempat-tempat wisata, bisa dijangkau dengan menggunakan transportasi seperti mobil (Taxi)/ Transportasi umum (Angkot) dan Motor.
Pedagang menjajakan dagangannya disepanjang pinggir pantai kota Ambon.
Kebanyakan para pedagang menjual buah-buahan dan kacang kenari.
Berikut beberapa tempat di Ambon
yang sempat saya kunjungi:
Taman Pelita
Taman Pelita terletak di Pusat Kota Ambon, merupakan taman tempat orang-orang melakukan kegiatan olah raga serta bersantai. Di Taman ini juga sering diselenggarakannya beberapa acara atau even-even, karena terdapat lapangan yang sangat luas.
Di taman ini juga terdapat Tugu
Pahlawan Nasional dari Ambon yaitu Kapiten Pattimura atau dikenal juga dengan
nama Thomas Matulessy.
Lokasi taman ini berseberangan
dengan kantor Gubernur dan Balai Kota Ambon.
Gong Perdamaian Dunia (World Peace Gong)
Gong ini terletak di Taman Pelita
di pusat kota Ambon, letaknya persis diseberang lapangan Taman Pelita kota
Ambon.
Masuk ke tempat ini dikenakan
biaya sebesar Rp5.000,- per orang.
Di Gong tersebut terdapat bendera
–bendera dari Negara-negara di dunia, dimana Gong ini dimaksudkan untuk menandai pentingnya perdamaian, keamanan,
kebersamaan untuk membangun kehidupan.
Gong ini diresmikan oleh Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 25 November 2009, merupakan Gong yang ke -35
di dunia. Selain di Ambon, Gong Perdamaian
Dunia ini juga sudah tersebar ke beberapa negara di penjuru dunia.
Patung Martha Christina Tiahahu
Monument ini terletak di daerah
bukit Karang Panjang Maluku, posisi patung ini bersebelahan dengan kantor DPRD
Maluku.
Untuk mencapai ke tempat ini
harus melewari jalanan berliku yang menanjak. Sesampai di patung ini, terlihat
kota Ambon dan lautan dibawahnya.
Patung ini didirikan untuk
menghormati perjuangan Martha Christina Tiahahu dalam penghadapi penjajah
Belanda. Dengan semangat pantang mundur dan ia dikenal sebagai gadis pemberani
dan konsekwen terhadap cita-cita perjuangannya.
Christina Martha Tiahahu wafat
pada umur 17 tahun. Untuk menghargai jasa dan pengorbanan, Martha Christina
dikukuhkan sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional oleh Pemerintah Republik
Indonesia.
Pantai Pintu Kota
Pantai ini terletak sekitar 16km
dari kota Ambon, dengan menempuh perjalanan sekitar 1 jam dengan menggunakan
mobil.
Sepanjang perjalanan ke Pintu
kota ini kita akan disuguhi pemandangan alam yang masih asri dan natural.
Keunikan pantai ini adalah karang
yang bentuknya berlubang seperti gerbang pintu dimana menembus ke belakang,
sehingga kita bisa melihat pemandangan laut melalui celahnya. Air laut disekitar pintu kota juga sangat jernih sehimgga menambah daya tarik
pantai ini.
Benteng Amsterdam
Benteng ini terletak di desa
Hila, kira-kira lama perjalanan 1 jam dari Ambon dengan menggunakan Mobil.
Benteng yang terletak di tepi
laut dengan suasana tenang ini sudah berusia ratusan tahun dan merupakan bagian
tak terpisahkan dari sejarah penguasaan VOC di Ambon.
Benteng ini awal mulanya dibangun
oleh Portugis pada tahun 1512 kemudian diambil alih oleh Belanda pada abad
ke-17. Dengan atap merah, benteng
tersebut sangat kontras dengan pemandangan di sekitarnya.
Pantai Natsepa
Pantai ini merupakan salah satu
pantai yang popular di Ambon
Menuju ke pantai ini bisa
dijangkau dengan menggunakan mobil dari kota Ambon dengan memakan waktu sekitar
1 jam.
Ticket masuk ke pantai ini adalah
Rp2.000,- untuk orang dewasa dan Rp 1.500,- untuk anak-anak.
Keunikan pantai ini adalah
terdapat banyak penjual rujak yang menjajakan dagangannya di sepanjang pantai.
Air di pantai ini sangat jernih
dan hangat, dengan hamparan pasir yang putih serta hampir tidak ada ombak,
membuat pantai ini menjadi destinasi favorite keluarga yang mengajak
anak-anaknya untuk berenang atau sekedar bermain air.
Dari pantai ini terlihat pulau diseberangnya
yang bentuknya unik, seperti badan buaya.
Oleh –oleh khas Ambon
Di kota Ambon banyak penjual
perhiasan yang terbuat dari besi baja, perhiasannya beragam bentuk, mulai dari
kalung, cincin, gelang, anting sampai ke hiasan yang berbentuk pajangan, Penjual
disana berani menjamin bahwa kualitas baja dari Ambon sangat bagus sehingga
tidak akan hitam atau berkarat hingga puluhan tahun.
Di Ambon juga terdapat perhiasan
batu-batuan seperti batu Bacan yang merupakan batuan khas yang berasal dari
pulau tetangga, Pulau Kasitura dan Pulau Bacan di wilayah Ternate.
Minyak kayu putih juga merupakan oleh-oleh yang bisa diperoleh dari kota Ambon, dimana minyak kayu putih ini juga berasal dari pulau tetangga yaitu pulau Buru yang merupakan tempat penghasil utama Minyak Kayu Putih berkualitas.
Makanan-makanan yang terbuat dari bahan dasar sagu yang kadang-kadang dikombinasi dengan kacang kenari juga merupakan oleh-oleh khas dari Ambon.
Satu lagi.., sebelum pulang, sempatkan diri anda untuk membeli ikan Asar (Ikan Cakalang asap) yang banyak dijajakan di pinggir jalan yang menuju ke airport. Harga ikan ini kisaran Rp25.000-Rp30.000,- per ekor. Ikan ini sangat enak dan lezat apalagi jika disuguhkan dengan cocolan sambal jeruk dan nasi panas.
Tidak perlu khawatir membawa ikan ini ke airport, karena ikan ini oleh penjualnya akan di packing sedemikian rupa sehingga bisa dimasukan ke bagasi pesawat atau bisa juga di tenteng masuk ke kabin pesawat.
Demikian akhir perjalanan saya ke Ambon, semoga di lain waktu saya bisa berkesempatan mengunjungi tempat-tempat menarik lainnya di Ambon.
==================================