Join my personal BBM Channel C000E9700

Kamis, 18 April 2013

Melihat Tarsius, si kera terkecil didunia

Saya berkesempatan melihat Tarsius pada saat saya berkunjung ke Kecamatan Aertembaga, Kota  Bitung, Sulawesi Utara.  Tepatnya di Taman Marga Satwa Tandurusa. Perjalanan dari kota Manado ke tempat ini ditempuh sekitar 1.5jam dengan menggunakan mobil.


Ditempat ini terdapat berbagai spesies binatang, mulai dari burung elang, ular, dan lain-lain, namun yang menarik perhatian saya adalah kera Tarsius atau dikenal dengan nama Pygmy Tarsier.

Masuk ke tempat ini per orang dikenakan biaya Rp 50.000,- yang nantinya uang tersebut digunakan untuk biaya pemeliharaan binatang yang ada di taman margasatwa tersebut.

Tarsius atau Pygmy Tarsier adalah salah satu jenis binatang yang dilindungi, karena jumlahnya sudah tidak banyak lagi.

Terdapat 9 jenis Tarsius yang ada di dunia, 7 jenis diantaranya terdapat di Indonesia, tepatnya di Sulawesi Utara dan Sulawesi Selatan.

Tarsius disebut sebagai primata mungil, karena panjangnya hanya sekitar 10-15 cm, memiliki mata yang besar serta leher yang dapat berputar 180 derajat.

Tarsius hanya beraktifitas sore dan malam hari, sedangkan siang hari kebanyakan dihabiskan untuk tidur. Makanan Tarsius adalah serangga, biasanya binatang ini berburu pada malam hari dan sangat lincah melompat diantara ranting-ranting pohon.

Tarsius termasuk jenis binatang yang menganut monogami atau hanya setia kepada satu pasangan saja. Dimana apabila yang satu mati, maka pasangannya akan tetap sendiri sampai akhir hayatnya.




Smile Tarsius..., so cute!


Binatang ini juga termasuk mudah stress, karena pola hidupnya sering terganggu oleh pengunjung-pengunjung yang datang melihat seperti saya.

Karena tak terasa, ternyata saya telah menghabiskan waktu hampir  1 jam hanya untuk memandangi dan memfoto-foto kera yang lucu ini, sampai akhirnya didatangi penjaga yang memperingatkan bahwa kera-kera mungil  yang lucu tersebut butuh istirahat.

Puas melihat dan memfoto-foto kera Tarsius, saya berjalan ke depan taman wisata, disana ternyata terdapat Dermaga Ruko Pateten Bitung.


Darmaga ini digunakan untuk menyerbrangi selat Lembeh atau mendatangi tempat-tempat disekitar selat Lembeh.



Puas berfoto-foto akhirnya saya pun meninggalkan Darmaga untuk melanjutkan perjalanan ke tempat lain.