Saya berkesempatan melihat
Tarsius pada saat saya berkunjung ke Kecamatan Aertembaga, Kota Bitung, Sulawesi Utara. Tepatnya di Taman Marga Satwa Tandurusa. Perjalanan
dari kota Manado ke tempat ini ditempuh sekitar 1.5jam dengan menggunakan mobil.
Ditempat ini terdapat berbagai spesies binatang, mulai dari burung elang, ular, dan lain-lain, namun yang menarik perhatian saya adalah kera Tarsius atau dikenal dengan nama Pygmy Tarsier.
Tarsius atau Pygmy Tarsier adalah salah satu jenis binatang yang dilindungi, karena jumlahnya sudah tidak banyak lagi.
Ditempat ini terdapat berbagai spesies binatang, mulai dari burung elang, ular, dan lain-lain, namun yang menarik perhatian saya adalah kera Tarsius atau dikenal dengan nama Pygmy Tarsier.
Masuk ke tempat ini per orang
dikenakan biaya Rp 50.000,- yang nantinya uang tersebut digunakan untuk biaya pemeliharaan
binatang yang ada di taman margasatwa tersebut.
Tarsius atau Pygmy Tarsier adalah salah satu jenis binatang yang dilindungi, karena jumlahnya sudah tidak banyak lagi.
Terdapat 9 jenis Tarsius yang ada
di dunia, 7 jenis diantaranya terdapat di Indonesia, tepatnya di Sulawesi Utara
dan Sulawesi Selatan.
Tarsius disebut sebagai primata mungil,
karena panjangnya hanya sekitar 10-15 cm, memiliki mata yang besar serta leher
yang dapat berputar 180 derajat.
Tarsius hanya beraktifitas sore
dan malam hari, sedangkan siang hari kebanyakan dihabiskan untuk tidur. Makanan
Tarsius adalah serangga, biasanya binatang ini berburu pada malam hari dan
sangat lincah melompat diantara ranting-ranting pohon.
Tarsius termasuk jenis binatang
yang menganut monogami atau hanya setia kepada satu pasangan saja. Dimana apabila
yang satu mati, maka pasangannya akan tetap sendiri sampai akhir hayatnya.
Binatang ini juga termasuk mudah
stress, karena pola hidupnya sering terganggu oleh pengunjung-pengunjung yang datang
melihat seperti saya.
Karena tak terasa, ternyata saya
telah menghabiskan waktu hampir 1 jam
hanya untuk memandangi dan memfoto-foto kera yang lucu ini, sampai akhirnya
didatangi penjaga yang memperingatkan bahwa kera-kera mungil yang lucu tersebut butuh istirahat.
Puas melihat dan memfoto-foto
kera Tarsius, saya berjalan ke depan taman wisata, disana ternyata terdapat
Dermaga Ruko Pateten Bitung.
Darmaga ini digunakan untuk
menyerbrangi selat Lembeh atau mendatangi tempat-tempat disekitar selat Lembeh.
Puas berfoto-foto akhirnya saya
pun meninggalkan Darmaga untuk melanjutkan perjalanan ke tempat lain.